Samsung bersiap meluncurkan Galaxy G Fold, ponsel lipat tiga yang dikabarkan akan hadir dengan RAM 16 GB dan prosesor Snapdragon. Strategi peluncuran yang terbatas, hanya di Korea dan Tiongkok, menimbulkan pertanyaan mengenai arah inovasi Samsung di segmen ponsel lipat yang semakin kompetitif.
Galaxy G Fold, menurut laporan, akan menjadi perangkat dengan spesifikasi tinggi, menyaingi bahkan Galaxy S26 yang direncanakan juga akan memiliki opsi RAM 16 GB.
Keputusan Samsung untuk menggunakan hanya prosesor Snapdragon, meskipun mengejutkan, mungkin didorong oleh strategi peluncuran yang terbatas. Dengan memprioritaskan pasar domestik di Korea dan Tiongkok, Samsung berupaya melawan persaingan ketat dari merek lokal Tiongkok.
Produksi awal yang hanya ditargetkan sebanyak 200.000 unit mencerminkan pendekatan konservatif Samsung. Hal ini dipicu oleh harga jual yang tinggi dan performa industri ponsel lipat yang belum optimal.
Kesuksesan Galaxy G Fold akan menentukan apakah Samsung akan memperluas penjualan ke pasar global, mengikuti jejak Huawei Mate XT yang sukses menjual lebih dari 400.000 unit dengan strategi serupa.
Meskipun Galaxy G Fold menawarkan spesifikasi kelas atas, terdapat pertanyaan mengenai arah inovasi Samsung. Banyak penggemar teknologi menginginkan peningkatan pada aspek-aspek seperti kapasitas baterai dan kecepatan pengisian daya, namun Samsung justru fokus pada inovasi pada bentuk perangkat.
Galaxy G Fold dikabarkan akan memiliki spesifikasi baterai yang mengecewakan, serupa dengan Galaxy Z Fold 6 dan 7, serta Galaxy S25 Edge yang penjualannya kurang memuaskan.
Perbandingan dengan Galaxy S25 Edge, yang tipis namun memiliki baterai 3.900 mAh dan harga yang sebanding dengan Galaxy S25 Ultra, memperlihatkan dilema Samsung.
Perusahaan sepertinya lebih memprioritaskan desain ramping daripada daya tahan baterai, sebuah strategi yang mungkin tidak sesuai dengan preferensi konsumen. Tren serupa juga terlihat pada Apple, yang mengindikasikan bahwa inovasi di industri ini belum sepenuhnya selaras dengan kebutuhan pasar.
Peluncuran Galaxy G Fold menjadi ujian bagi strategi Samsung. Suksesnya akan menunjukkan apakah fokus pada spesifikasi tinggi dan desain inovatif, meski dengan strategi pemasaran yang terbatas, dapat mengimbangi persaingan di pasar ponsel lipat.
Kegagalannya bisa jadi sinyal bagi Samsung untuk mengevaluasi ulang prioritas inovasi mereka, yang tampaknya masih belum sepenuhnya berfokus pada kebutuhan konsumen.